Laporan keuangan dan Indikator Kinerja Perusahaan
M.Hanafi (2002) “Laporan keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi
informasi mengenai perushaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain,
seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik
mengenai prospek dan risiko perusahaan”. Laporan keuangan perusahaan terdiri
atas 3, yakni laporan posisi keuangan atau neraca, laporan laba rugi, dan
laporan arus kas. Mengenai perusahaan tidak terlepas dari laporan keuangan yang
disusun dan disajikan perusahaan. Laporan keuangan merupakan rapor kenaikan
kelas, ada yang naik maupun turun, disitu atasan (pimpinan perusahaan) akan
menilai kinerja perusahaan, mendapat laba atau rugi. Laporan keuangan dapat juga
dipergunakan untuk menilai kewajaran dari laporan keuangan yang disajikan.
Munawir (2004)
“laporan keuangan adalah bersifat historis dan menyeluruh sebagai suatu laporan
kemajuan (progress report)”. Selain itu, dikatakan bahwa “laporan keuangan
terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta-fakta yang telah dicatat
(recorded fact), prinsip-prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi
(accounting convention and postulate), serta pendapat pribadi. Zaki baridwan
(2000) “laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, merupakan suatu ringkasan, dan transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan”. Kemudian pengertian didalam
standar akuntansi keuangan bahwa laporan keuangan adalah merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan dan laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan. Myer (1992) “laporan
keuangan itu adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode
untuk suatu perusahaan.
Barlian (2003)
“kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa
depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi
kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya
ekonomi, yang mungkin dikendalikan dimasa depan untuk memprediksi kapasitas
produksi dari sumber daya yang ada”. Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat
berkepentingan terhadap laporan keuangan yang telah dianalisis, karna hasil
tersebut dapat dijadikan sebagai alat dalam pengambilan keputusan lebih lanjut
untuk masa yang akan datang. Dengan menggunakan analisis rasio berdasarkan data
dari laporan keuangan, akan dapat diketahui hasil-hasil finansial yang telah
dicapai diwaktu-waktu yang lalu, dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang
dimiliki perusahaan, serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik. Hasil analisis
historis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan penyusutan rencana yang
akan dilakukan dimasa yang akan datang.
Menurut Robbins
(2006) indikator untuk mengukur kinerja ada lima faktor, yaitu kualitas,
kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas, dan kemandirian. Anwar prabu
mangkunegara (2009) indikator yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah
faktor kemampuan,dan faktor motivasi. Dalam rangka
pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan akuntabilitas
kinerja perusahaan, maka setiap instansi pemerintah
perlu menetapkan indikator kinerja. Tujuan
penetapan indikator kinerja adalah Untuk
memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan
manajemen kinerja secara baik dan Untuk
memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran
strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan
akuntabilitas kinerja. Indikator Kinerja Utama (IKU) atau Key performance indicators
(KPI) dapat diartikan sebagai ukuran atau Indikator yang akan
memberikan informasi sejauh mana kita telah berhasil mewujudkan sasaran
strategis yang telah kita tetapkan. Dalam menyusun KPI kita harus sebaiknya
menentapkan indikator kinerja yang jelas, spesifik dan terukur
(measurable). KPI juga sebaiknya harus dinyatakan secara rinci sehingga menjadi
jelas apa yang diukur. Pada sisi lain, biaya untuk mengidentifikasi dan
memonitor KPI sebaiknya tidak melebihi nilai yang akan diketahui dari
pengukuran tersebut. Hindari pengukuran yang berlebihan yang tidak banyak memberi
nilai tambah.
Daftar
Pustaka :
-Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi Jilid II, Alih Bahasa
HadayanaPujaatmaka.
Jakarta
-Hanafi, M.M. 2003. Analisis LaporanKeuangan.Edisi
Revisi. Yogyakarta
-Mangkunegara,
Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Remaja Rosdakarya, Bandung
-Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. EdisiKeempat. Cetakan
Kesebelas. Yogyakarta
-Zaki Baridwan. Intermediate Accounting edisi 8. 2004
-inge barlian. 2002. Manajemen keuangan satu. Edisi keempat.
jakarta